Kompas.com — Setiap orang memiliki sisi gelap, termasuk dalam berfantasi seksual. Penelitian menunjukkan, berhubungan seksual dengan cara "dipaksa" menempati urutan pertama fantasi seksual yang sering dilakukan kaum perempuan.
Fantasi merupakan bentuk mekanisme (coping mechanism) dengan jalan melarikan diri dari kenyataan atau kondisi yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata ke dalam dunia yang memungkinkan kondisi tersebut terwujud.
Jenis fantasi seksual sangat bermacam-macam, ada yang berfantasi bercinta dengan mantan pacar dan tokoh idola atau bercinta di tempat umum. Namun, ternyata cukup banyak perempuan yang libidonya terbangun setiap kali membayangkan dirinya dipaksa berhubungan seksual atau diperkosa.
Berhubungan seks dengan paksaan, menurut studi pada tahun 2009, merupakan jenis fantasi yang sering dilakukan. Penelitian lain menunjukkan, sepertiga perempuan mengaku membayangkan seorang pria memaksa dirinya bercinta bisa membuat gairahnya terbakar. Mengapa?
Dr Hernando Chaves, seksolog klinis dari California, Amerika Serikat, mengatakan, dengan membayangkan diri diperkosa, sebenarnya mereka ingin merasa berada di bawah dominasi pria atau dipaksa untuk tunduk. Sebagian lagi melakukannya karena ingin merasakan seorang pria tergila-gila kepada dirinya dan sangat ingin bercinta dengan dirinya.
Para ahli juga menyebutkan, sebenarnya ada alasan psikologis di balik fantasi seksual tersebut, yakni merespons trauma masa lalu.
"Pada dasarnya, tidak ada wanita yang ingin diperkosa di dunia nyata. Perkosaan adalah pengalaman nonseksual dan bentuk kekerasan," kata Chaves.
Oleh karena itu, menurut Chaves, wanita yang berfantasi dirinya diperkosa sebenarnya ingin merasakan dirinya berada di bawah paksaan atau pengalaman seksual sadomasokis tetapi secara aman karena hanya di dalam pikiran.
Fantasi seksual ini juga sering melibatkan pria yang disukai atau pasangan sendiri sehingga mereka dapat mengontrol batasannya dan bisa lebih "real" membayangkannya. Sebagian wanita menyimpan sendiri fantasi ini, tetapi ada juga yang mencoba mewujudkannya dengan pasangan.
"Namun harus diingat bahwa melakukan langsung dengan berfantasi sangat berbeda. Selain itu, tidak semua pria bisa memahami fantasi tersebut," katanya.
0 comments:
Post a Comment