Monday, February 14, 2011

Berfantasi Agar Seks Makin Pede

HAMPIR semua orang pernah melakukan atau mengalami fantasi seksual. Fantasi bisa bersifat jinak seperti membayangkan berciuman atau berpelukan dengan pasangan, tapi bisa juga yang berbau "hardcore" atau yang ekstrim sekalipun.

Apakah itu disukai atau dibenci, fantasi seksual bagaimana pun mampu membangkitkan gairah dan terkadang membuat malu. Di Amerika sendiri, yang dikenal masyarakatnya bebas dan terbuka, masih banyak yang merasa risih ketika menyinggung aspek paling pribadi dalam kehidupan seksual mereka.

Nah, apakah kebiasaan membayangkan hal-hal erotis ini akan menimbulkan rasa bersalah? Dan, apakah fantasi seksual ini akan berakibat buruk atau justu memberi manfaat pada kehidupan seks Anda?

Konsultan seks yang juga kolumnis dan pendiri  Sexuality Source Ince, Yvonne K. Fulbright, menjelaskan bahwa fantasi adalah hal  wajar dan dapat dimanfaatkan memperbaiki kehidupan seksual Anda. 

"Para konsultan dan terapis seks juga penikmat fantasi seksual," ungkap Fulbright yang juga menulis  buku terkenal seperti "Touch Me There! A Hands-On Guide to Your Orgasmic Hot Spots."

Untuk jelasnya, Fullbright memaparkan sejumlah manfaat fantasi seksual :

— Fantasi erotis dapat menggantikan seks ketika Anda benar-benar tak bisa melakukan seks dengan pasangan.
— Fantasi dapat membawa Anda membayangkan seks yang lebih aman.
— Anda dapat berfantasi di mana saja dan kapan saja
— Gratis
— Fantasi dapat mambantu mengatasi kecemasan seksual, membangkitkan dan meningkatkan kepercayaan diri Anda dalam hal seks.
— Fantasi akan menyediakan sarana bagi Anda untuk berksplorasi saat berhubungan seks. 

"Selain itu, dalam menciptakan visualisasi yang Anda bangkitkan, berfantasi akan membuat Anda menjadi terangsang dan mencapai orgasme. Di saat sendirian atau bersama pasangan, ini normal, perangsangan mental yang sehat dapat menambah pengalaman serta kepuasan seksual Anda," papar Fullbright.

Kesimpulannya, berfantasi tidak akan menimbulkan akibat buruk, meskipun Anda sering melakukannya. Di samping itu belum ada bukti ilmiah yang menyatakan berfantasi dapat menimbulkan akibat buruk, baik secara fisik maupun psikis.

Namun pada pria, sebaiknya hindari fantasi untuk bermasturbasi secara tergesa-gesa supaya segera mencapai ejakulasi. Ini dikhawatirkan akan menyebabkan ejakulasi dini kelak. Bila sampai mengalami ejakulasi dini, keadaan ini dapat mengganggu keharmonisan kehidupan seksual dengan pasangan.


5 Fantasi Seks Wanita yang Paling Populer

KOMPAS.com — Banyak di antara kita yang sebenarnya memiliki fantasi seksual, tetapi tak mampu mengutarakannya pada pasangan. Padahal, mewujudkan fantasi bercinta akan makin mewarnai kehidupan seks Anda dan pasangan, lho.
Menurut Hilda Hutcherson, MD, profesor bidang kandungan dan kebidanan dari College of Physicians and Surgeons dari Columbia University, New York City, mengembangkan fantasi seksual sangat normal. Ia bahkan mengungkapkan lima jenis fantasi seks yang paling sering dialami perempuan:

1. Berhubungan seks dengan pria lain (khususnya selebriti). Hal ini tidak berarti Anda tidak puas dengan kehidupan seks Anda yang sebenarnya. Anda hanya merasa bergairah dengan pengalaman yang baru. Siapa yang tidak pengin punya pasangan seperti Hugh Jackman. Ya, enggak?

2. Bercinta dengan dua pria. Wow... ini lebih asyik lagi! Jika Anda membayangkan diri Anda tengah berhubungan intim dengan dua pria, artinya Anda ingin dipuja, dimanjakan, bahkan mungkin diperebutkan. Sementara itu, jika Anda berfantasi tengah melakukan threesome dengan suami dan perempuan lain, menggambarkan suatu konsep seksi bahwa ada perempuan lain yang menganggap suami Anda juga menarik.

3. Melakukan dominasi. Fantasi semacam ini memungkinkan Anda terlibat dalam aktivitas seksual yang tabu menurut Anda, tetapi tanpa merasa bersalah. Bila Anda tergolong sebagai perempuan yang penurut, maka mendominasi dalam sesi bercinta mengungkapkan hasrat untuk memegang kendali.

4. Making love dengan perempuan. Bisakah Anda membayangkan dengan siapa Anda bercinta bila Anda seorang lesbian? Namun, tidak, fantasi bercinta dengan perempuan tidak selalu berarti bahwa Anda harus mempertanyakan seksualitas Anda. Hal ini hanya menunjukkan bahwa Anda mengagumi kecantikan atau keseksian wujud perempuan, dan bahwa Anda sangat terbuka mengenai kesenangan.

5. Bercinta dengan pasangan. Apa anehnya berfantasi dengan pasangan kita sendiri? Namun, inilah fantasi paling umum yang dialami perempuan. Biasanya Anda akan menginginkan sesuatu yang tak mungkin terjadi dalam aktivitas seksual Anda yang biasanya, dan menurut Anda akan mengulang sensasi saat pertama kalinya berhubungan intim.

Jika Fantasi Seksual Tak Wajar

Kompas.com — Setiap orang memiliki sisi gelap, termasuk dalam berfantasi seksual. Penelitian menunjukkan, berhubungan seksual dengan cara "dipaksa" menempati urutan pertama fantasi seksual yang sering dilakukan kaum perempuan.

Fantasi merupakan bentuk mekanisme (coping mechanism) dengan jalan melarikan diri dari kenyataan atau kondisi yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata ke dalam dunia yang memungkinkan kondisi tersebut terwujud.
Jenis fantasi seksual sangat bermacam-macam, ada yang berfantasi bercinta dengan mantan pacar dan tokoh idola atau bercinta di tempat umum. Namun, ternyata cukup banyak perempuan yang libidonya terbangun setiap kali membayangkan dirinya dipaksa berhubungan seksual atau diperkosa.
Berhubungan seks dengan paksaan, menurut studi pada tahun 2009, merupakan jenis fantasi yang sering dilakukan. Penelitian lain menunjukkan, sepertiga perempuan mengaku membayangkan seorang pria memaksa dirinya bercinta bisa membuat gairahnya terbakar. Mengapa?
Dr Hernando Chaves, seksolog klinis dari California, Amerika Serikat, mengatakan, dengan membayangkan diri diperkosa, sebenarnya mereka ingin merasa berada di bawah dominasi pria atau dipaksa untuk tunduk. Sebagian lagi melakukannya karena ingin merasakan seorang pria tergila-gila kepada dirinya dan sangat ingin bercinta dengan dirinya.
Para ahli juga menyebutkan, sebenarnya ada alasan psikologis di balik fantasi seksual tersebut, yakni merespons trauma masa lalu.
"Pada dasarnya, tidak ada wanita yang ingin diperkosa di dunia nyata. Perkosaan adalah pengalaman nonseksual dan bentuk kekerasan," kata Chaves.
Oleh karena itu, menurut Chaves, wanita yang berfantasi dirinya diperkosa sebenarnya ingin merasakan dirinya berada di bawah paksaan atau pengalaman seksual sadomasokis tetapi secara aman karena hanya di dalam pikiran.
Fantasi seksual ini juga sering melibatkan pria yang disukai atau pasangan sendiri sehingga mereka dapat mengontrol batasannya dan bisa lebih "real" membayangkannya. Sebagian wanita menyimpan sendiri fantasi ini, tetapi ada juga yang mencoba mewujudkannya dengan pasangan.
"Namun harus diingat bahwa melakukan langsung dengan berfantasi sangat berbeda. Selain itu, tidak semua pria bisa memahami fantasi tersebut," katanya.

Berapa Kali Normalnya Frekuensi Seks?

KOMPAS.com — Tak sedikit pasangan yang mempertanyakan apakah frekuensi hubungan seksual yang mereka lakukan normal. Padahal, sebenarnya tidak ada "standar baku" dalam hubungan seks. Dengan kata lain, tidak ada yang tidak normal selama Anda dan pasangan sama-sama ingin melakukannya serta merasa nyaman.

"Anda boleh melakukannya tiga kali dalam semalam atau cukup sebulan sekali asalkan kedua belah pihak merasa berbahagia dalam kebersamaan," kata Catherine Birndorf, MD, pakar kesehatan mental dan penulis buku The Nine Rooms of Happiness.
Para pakar psikologi mengungkapkan, seksualitas membawa kebutuhan untuk menikmati diri, untuk mencintai dan dicintai, serta berbagi cinta. Itu sebabnya, menurut John Gagnon, profesor emeritus sosiologi, yang penting sebenarnya bukan frekuensi melakukan hubungan seksual, melainkan seberapa sering Anda menginginkan seks.
"Dan juga seberapa sering pasangan Anda mengajak melakukan hubungan seksual. Frekuensi yang optimal adalah jika kedua belah pihak sama-sama menginginkannya," kata Gagnon.
Namun, tidak bisa dimungkiri kebutuhan akan kehangatan di ranjang ini sering kali berkurang seiring dengan lamanya hubungan Anda dan pasangan.
"Setelah lewatnya masa-masa bulan madu pada awal pernikahan, biasanya kegiatan bercinta tak lagiexciting dan ditunggu-tunggu karena kedua belah pihak sudah merasa terbiasa," kata Erick Janssen, peneliti di bidang seks, gender, dan reproduksi dari Indiana University, Amerika Serikat.
Untuk mencegah rasa monoton dan jenuh, Erick menyarankan agar kedua belah pihak lebih kreatif mengelola seks. "Supaya tidak terjebak dalam gaya kamar tidur, sesekali ajaklah pasangan melakukan hubungan di ruangan lain. Kencan-kencan romantis berdua juga bisa menyalakan kembali gairah yang mulai redup," katanya.